agama islam - tenangkan jiwa

sama sama lah kito cari kebenaran sesungguh kebenaran sajalah yg akan membatalkan yg batil dlm kehidupan kita seharian...

Friday, September 23, 2005

99 Asma Allah

99 Asma Allah

Semua 99 asma Tuhan Allah menurut tradisi Islam:

  • Ar-Rahman: Yang Berbaik Hati
  • Ar-Rahim: Sang Pengampun
  • Al-Malik: Sang Raja
  • Al-Quddus: Sang Suci
  • As-Salaam: Sang Yang Damai
  • Al-Mu'min: Yang Dipercayai
  • Al-Muhaymin: Sang Penguasa
  • Al-'Aziz: Yang Kuat
  • Al-Jabbar: Sang Penindas
  • Al-Mutakabbir: Sang Tuhan
  • Al-Khaliq: Sang Pencipta
  • Al-Baari': Sang Pencipta
  • Al-Musawwir: Sang Pengatur
  • Al-Ghaffar: Sang Pengampun
  • Al-Qahhar: Sang Mahakuasa
  • Al-Wahhab: Sang Pemberi
  • Ar-Razzaq: Sang Pemberi
  • Al-Fattah: Sang Pemberi Wahyu
  • Al-'Alim: Yang Mahatahu
  • Al-Qabid: Yang Menerima
  • Al-Basit: Yang Mengembangkan
  • Al-Khafid: Yang Merendahkan
  • Ar-Rafi': Sang Rafi’
  • Al-Mu'iz: Yang Menghormat
  • Al-Muzil: Sang Penakluk
  • As-Sami': Yang Tahu Segalanya
  • Al-Basir: Yang Melihat Semuanya
  • Al-Hakam: Sang Hakim
  • Al-'Adl: Yang Adil
  • Al-Latif: Yang Baik
  • Al-Khabir: Yang Teliti
  • Al-Halim: Yang Murah Hati
  • Al-'Azim: Yang Agung
  • Al-Ghafoor: Sang Pengampun
  • Asy-Syakur: Yang Bersyukur
  • Al-'Aliy: Yang Tertinggi
  • Al-Kabir: Yang Terbesar
  • Al-Hafiz: Sang Penjaga
  • Al-Muqit: Sang Pemelihara
  • Al-Hasib: Sang Hasib
  • Al-Jalil: Yang Terhormat
  • Al-Karim: Yang Pemurah
  • Ar-Raqib: Sang Penjaga
  • Al-Mujib: Yang Menjawab
  • Al-Wasi': Yang Tahu Segalanya
  • Al-Hakim: Yang Bijaksana
  • Al-Wadud: Sang Pengasih
  • Al-Majid: Yang Jaya
  • Al-Ba'ith: Sang Pembangkit Maut
  • Ash-Shahid: Sang Saksi
  • Al-Haqq: Yang Benar
  • Al-Wakil: Sang Wakil
  • Al-Qawī: Yang Kuat
  • Al-Matin: Yang Kuat
  • Al-Walī: Sang Pelindung
  • Al-Hamid: Yang Dipuji
  • Al-Muhsi: Sang Penghitung
  • Al-Mubdi': Sang Pemula
  • Al-Mu'īd: Sang Mu’id
  • Al-Muhyī: Sang Pemberi Kehidupan
  • Al-Mumīt: Sang Pembawa Maut
  • Al-Hayy: Yang Hidup
  • Al-Qayyum: Sang Kayum
  • Al-Wajid: Yang Mengetahui Segalanya
  • Al-Wahid: Sang Wahid, Yang Satu
  • Al-Majid: Yang Terhormat
  • Al-Ahad: Yang Satu
  • As-Samad: Sang Kekal
  • Al-Qadir: Sang Mampu
  • Al-Muqtadir: Yang Mampu
  • Al-Muqaddim: Sang Pemberi
  • Al-Mu'akhkhir: Yang Menyelesaikan
  • Al-'Awwal: Yang Pertama
  • Al-'Akhir: Yang Terakhir
  • Az-Zahir: Sang Lahir
  • Al-Batin: Yang Tersembunyi
  • Al-Waali: Sang Penguasa
  • Al-Muta'ali: Yang Maha Agung
  • Al-Barr: Yang Alim
  • At-Tawwab: Sang Pengampun
  • Al-Muntaqim: Sang Pembalas Denda
  • Al-'Afuww: Sang Pengampun
  • Ar-Ra'uf: Sang Pengampun
  • Al-Muqsit: Yang Benar
  • Aj-Jami': Sang Pengumpul
  • Al-Ghanī: Yang Makmur
  • Al-Mughnī: Sang Penganugrah
  • Al-Maani': Sang Pembimbing
  • Ad-Daarr: Yang Memecah Belah
  • An-Nafi': Sang Pemberi
  • An-Nur: Sang Cahaya
  • Al-Hadi: Sang Penuntun
  • Al-Badi': Yang Tak Terbandingi
  • Al-Baqi: Yang Kekal
  • Al-Warith: Sang Waris
  • Ar-Rashid: Sang Pembimbing
  • As-Sabur: Yang Sabar
  • Malik Al-Mulk: Raja Alam Semesta
  • Zul-Jalali wal-Ikram: Tuhan Keagungan dan Tinggi

Menurut tradisi Islam, hanya nama-nama inilah yang diberitahukan kepada manusia oleh Tuhan. Para nabi mengetahui lebih banyak nama, sedangkan para malaikat mengetahui lebih banyak dari mereka. Sedangkan Allah sendiri mengetahui yang terbanyak dari siapapun jua.

Rukun Islam dan Rukun Iman

IslamIslam (الإسلام) adalah agama monoteistis yaitu percaya bahwa Tuhan itu tunggal.
Ini adalah bedasarkan kepada firman Allah surah Al-Ikhlas yang bermaksud:-

Katalah (wahai Muhammad) bahwa Allah itu tunggal. Allah tempat meminta. Tidak Dia beranak dan tidak juga Dia diperanakkan. Dan tiada yang serupa denganNya, Dialah Tuhan yang Esa.

Catatan:Sebenarnya pengertian 'agama' untuk Islam bukan suatu hal yang tepat, Islam adalah dien yang pengertiannya jauh lebih kompleks dari agama yang sekedar berisi mengenai ajaran budi pekerti dan ritual. Islam juga bukan nama, tapi esensi dari keberserahan diri alam semesta dan isinya kepada aturan/hukum Allah. Semua 'agama' yang berkembang di bumi berasal dari dien Islam yang sudah dijalankan sejak masa Adam hingga Muhammad.

Para ulama menetapkan setiap umat Islam mestilah mematuhi 5 perkara asas dalam Islam yang dikenal secara umum sebagai Rukun Islam yang terdiri daripada lima perkara:
  1. Mengucap syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan nabi Muhammad s.a.w itu rasul Allah.
  2. Menunaikan solat lima kali sehari.
  3. Berpuasa pada bulan Ramadan.
  4. Mengeluarkan zakat.
  5. Mengerjakan Haji bagi mereka yang mampu.

Orang Islam yang juga perlu mematuhi 6 Rukun Iman yaitu :-

  1. Percaya kepada Allah
  2. Percaya kepada nabi dan Rasul Allah
  3. Percaya kepada malaikat
  4. Percaya kepada kitab
  5. Percaya kepada hari akhirat
  6. Percaya kepada qada dan qadar

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-d! alam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ! ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar m! enanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Ra! sulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," ka! ta Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.

Friday, September 16, 2005

13 wasiat Rasullah pada Ali


13 wasiat Rasulullah kepada Ali RASULULLAH SAW ada menyampaikan pesanan dan wasiat kepada isteri, anak, kaum kerabat dan umat Islam seluruhnya. Namun antara wasiat yang menarik dan boleh dijadikan bahan renungan bersama ialah wasiatnya kepada menantu baginda, Saidina Ali Abu Talib.

Sungguhpun wasiat itu khusus kepada Ali, namun kita sebagai Muslim dan muslimah, perlu menjadikannya sebagai iktibar lalu menjadikannya amalan.

Larangan dan suruhan Rasulullah saw melalui wasiat itu, adalah juga untuk kaum Muslimin dan muslimat. Malah, boleh dikatakan semua perkara dalam wasiat itu adalah ciri-ciri utama orang beriman.

Berikut adalah antara wasiat Nabi kepada Ali seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

Ibnu Abbas meriwayatkan, bahawa Ali Abu Talib berkata: "Pada hari perkahwinan dengan Fatimah, Rasulullah saw bersabda kepadaku, mengutarakan tiga belas wasiat khusus untukku:"

1. Wahai Ali, takutilah engkau daripada memasuki tempat mandi (hammam) tanpa memakai kain separas pinggang. Bahawasanya barang siapa memasuki tempat mandi tanpa kain separas pinggang, maka dia mendapat laknat (mal'un).

2. Wahai Ali, janganlah engkau ‘memakai cincin di jari telunjuk dan di jari tengah'. Sesungguhnya itu adalah apa yang dilakukan oleh kaum Lut.

3. Wahai Ali, sesungguhnya Allah mengagumi hamba-Nya yang melafazkan istighfar: "Rabighfirli fainnahu la yaghfirul-zunuba illa Anta" (Tuhanku, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Engkau). Allah lalu berfirman: "Hai malaikat-Ku, sesungguhnya hamba-Ku ini mengetahui bahawasanya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Aku. Hai malaikat-Ku: Jadilah saksi, bahawasanya aku telah mengampuni dia".

4. Wahai Ali, takutilah engkau daripada berdusta. Bahawasanya berdusta itu menghitamkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai kazzab (pendusta). Dan, bahawasanya benar itu memutihkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai sadiq. Ketahuilah engkau, bahawasanya sidq (benar) itu berkat dan kizb (dusta) itu celaka.

5. Wahai Ali, peliharalah diri engkau daripada mengumpat dan mengadu-dumba. Bahawasanya orang berbuat demikian itu diwajibkan ke atasnya seksaan kubur dan menjadi penghalang kepadanya di pintu syurga.

6. Wahai Ali, janganlah engkau bersumpah dengan nama Allah, sama ada dusta atau benar, kecuali dalam keadaan darurat, dan janganlah jadikan Allah permainan sumpah engkau. Sesungguhnya Allah tidak menyucikan dan tidak mengasihani orang yang bersumpah dusta dengan nama-Nya.

7. Wahai Ali, janganlah engkau mencita-citakan rezeki untuk hari esok. Bahawasanya Allah mendatangkan rezeki engkau setiap hari.

8. Wahai Ali, takutilah engkau daripada berbantah-bantah dan berkelahi dengan maki-hamun dan sumpah-seranah. Bahawasanya perbuatan itu pada awalnya jahil dan pada akhirnya penyesalan.

9. Wahai Ali, sentiasalah engkau bersugi dan mencolek (mencungkil) gigi. Bahawasanya bersugi itu menyucikan mulut, mencerahkan mata dan diredai Allah, manakala mencolek gigi itu dikasihi malaikat kerana malaikat amat tidak senang dengan bau mulut kerana sisa-sisa makanan di celah gigi tidak dicolek selepas makan.

10. Wahai Ali, janganlah engkau melayani rasa marah. Apabila timbul rasa marah, duduklah engkau dan fikirkanlah mengenai kekuasaan dan kesabaran Allah Taala ke atas hamba-Nya. Pertahankah diri engkau daripada dikuasai kemarahan dan kembalilah engkau kepada kesabaran.

11. Wahai Ali, perhitungkanlah (tahassub) kurniaan Allah yang telah engkau nafkahkan untuk diri engkau dan keluarga engkau, nescaya engkau peroleh peruntukan daripada Allah.

12. Wahai Ali, apa yang engkau benci pada diri engkau, maka engkau bencikan juga pada diri saudara engkau dan apa yang engkau kasih pada diri engkau maka engkau kasihkan juga pada diri saudara engkau, yakni engkau hendaklah berlaku adil dalam memberi hukuman. Dengan itu, engkau dikasihi seluruh isi langit dan bumi.

13. Wahai Ali, perbaikkanlah perhubungan di antara penduduk (jiran) sekampung dan antara ahli rumah engkau. Hiduplah dengan mereka sekaliannya dengan rasa persahabatan dan kekeluargaan, nescaya disuratkan darjat yang tinggi bagi engkau.

Wahai Ali, peliharakanlah pesananku (wasiatku). Engkau akan peroleh kemenangan dan kelepasan. InsyaAllah

Wednesday, September 14, 2005

Kisah Imam Syafii

Kisah Imam Syafii Membahaskan Seratus Masalah Di Waktu Tidur


Imam Ahmad bin Hambal sentiasa menceritakan kepada puterinya berkenaan dengan kealiman, ketakwaan, dan ibadah seorang gurunya yang luarbiasa. Puterinya itu sangat tertarik dan ingin melihat siapa tok guru tersebut dan hendak melihat ketekunannya dalam beribadah. Guru Imam Ahmad bin Hambal itu namanya Muhammad bin Idris Asy Syafi'l atau dipanggil Imam Syafii.

Suatu hari Imam Syafii berkenan menziarahi rumah muridnya Imam Ahmad bin Hambal dan bermalam di rumah muridnya itu. Pucuk dicita ulam mendatang. Puteri Imam Ahmad sangat gembira sekali apabila mengetahul bahawa tok guru ayahnya mahu tidur di rumahnya. Dia ingin mengetahul bagaimana ibadah Imam Syafii dan kuatnya beribadah malam.

Malam pun tiba. Imam Syafii masuk ke dalam bi Ilk yang telah disediakan. Keluarga Imam Ahmad tidur awal dan bangun sebentar kemudian untuk beribadah malam sebagaimana biasanya. Puteri Imam Ahmad yang ingin melihat bagaimana zikir, wind dan solat Imam Syafii telah berjaga-jaga sepanjang malam. Dia berzikir sambil mengintal ke bilik tidur Imam Syafii dan didapatinya Imam itu tidur sahaja. Sang puteri berzikir lagi, sebentar kern udian Ia mengintal lagi dan didapatinya Imam Syafii tetap tidur. Begitulah seterusnya sampal pagi puteri Imam Ahmad tidak melihat Imam Syafii solat atau berzikir sepanjang malam itu. Sebaliknya dia tidur berterusan sampal fajar. Hal ini bercanggah dengan keterangan ayahnya.

Apabila menjelang pagi, puteri Imam Ahmad itu berkata kepada ayahnya:

"Saya tahu bahawa ayah selalu menghormati Imam Syafii dan memuji-muji ibadah dan ketaatannya. Tetapi setelah saya tengok malam tadi beliau tidak solat malam, tidak berzikir dan tidak berwi rid. Bahkan beliau tetap tidur saja di atas katil."

Sewaktu Imam Ahmad bercakap-cakap dengan anaknya itu Imam Syafii bangun dan tidurnya.

Maka berkatalah Imam Ahmad: "Bagaimanakah keadaan tuan malam tadi?"

Imam Syafii menjawab: "Alhamdulillah, malam tadi aku memperolehi barakah yang sangat banyak sekali."

Imam Ahmad bertanya:"Mengapa demikian?"

Imam Syafil menjawab: "Kerana pada malam tadi, aku dapat menyusun seratus masalah dengan sebaik-baiknya di waktu aku berbaring di atas katil. Semua masalah yang saya fikir dan saya susun adalah kepentingan Islam dan sangat berguna bagi semua kaum muslimin."

Puteri Imam Ahmad hairan mendengar keterangan itu. Dan apabila Imam Syafii pergi, Imam Ahmad berkata kepada puterinya:"ltulah yang telah beliau kerjakan malam tadi. Padahal beliau kelihatan berbaring di atas katil sahaja. Sebetulnya apa yang telah beliau lakukan itu adalah lebih utama daripada yang aku lakukan iaitu solat malam."


10 Pesanan Allah SWT kepada Nabi Musa A.S

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan kepada sanadnya dari Jabir bin Abdillah r.a. berkata Rasulullah S.A.W bersabda : "Allah S.W.T. telah memberikan kepada Nabi Musa bin Imran a.s. dalam alwaah 10 bab :· Wahai Musa jangan menyekutukan aku dengan suatu apa pun bahawa aku telah memutuskan bahawa api neraka akan menyambar muka orang-orang musyrikin.· Taatlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu nescaya Aku peliharamu dari sebarang bahaya dan akan Aku lanjutkan umurmu dan Aku hidupkan kamu dengan penghidupan yang baik.· Jangan sekali-kali membunuh jiwa yang Aku haramkan kecuali dengan hak nescaya akan menjadi sempit bagimu dunia yang luas dan langit dengan semua penjurunya dan akan kembali engkau dengan murka-Ku ke dalam api neraka.· Jangan sekali-kali sumpah dengan nama-Ku dalam dusta atau durhaka sebab Aku tidak akan membersihkan orang yang tidak mensucikan Aku dan tidak mengagung-agungkan nama-Ku.· Jangan hasad dengki dan irihati terhadap apa yang Aku berikan kepada orang-orang, sebab penghasut itu musuh nikmat-Ku, menolak kehendak-Ku, membenci kepada pembahagian yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku dan sesiapa yang tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka bukan daripada-Ku.· Jangan menjadi saksi terhadap apa yang tidak engkau ketahui dengan benar-benar dan engkau ingati dengan akalmu dan perasaanmu sebab Aku menuntut saksi-saksi itu dengan teliti atas persaksian mereka. · Jangan mencuri dan jangan berzina isteri jiran tetanggamu sebab nescaya Aku tutup wajah-Ku daripadamu dan Aku tutup pintu-pintu langit daripadanya. · Jangan menyembelih korban untuk selain dari-Ku sebab Aku tidak menerima korban kecuali yang disebut nama-Ku dan ikhlas untuk-Ku.· Cintailah terhadap sesama manusia sebagaimana yang engkau suka terhadap dirimu sendiri.· Jadikan hari Sabtu itu hari untuk beribadat kepada-Ku dan hiburkan anak keluargamu. Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda lagi : "Sesungguhnya Allah S.W.T menjadikan hari Sabtu itu hari raya untuk Nabi Musa a.s. dan Allah S.W.T memilih hari Juma'at sebagai hari raya untukku."

tanda kiamat

TANDA-TANDA KIAMAT
Hudzaifah bin As-yad al-Ghifary berkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad S.A.W kepada kami lalu bertanya, "Apakah yang kamu semua sedang bincangkan.?" Lalu kami menjawab, "Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat." Sabda Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :-
· Asap· Dajjal · Binatang melata di bumi · Terbitnya matahari sebelah barat · Turunnya Nabi Isa A.S · Keluarnya Yakjuj dan Makjuj · Gerhana di timur · Gerhana di barat · Gerhana di jazirah Arab · Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.
Dajjal maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai hari kiamat. Dajjal boleh membuat apa sahaja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'. Asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari.
Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafir pula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka. Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman A.S.
Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'. Turunnya Nabi Isa. A.S di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal.
Kemudian Nabi Isa A.S akan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W. Yakjuj dan Makjuj pula akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain.
Apabila keluarnya mereka ini, bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiah diminum nescaya tidak akan tinggal walau pun setitik. Rasulullah S.A.W telah bersabda, " Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan.
Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq" Berkata Ali bin Abi Talib, Akan datang di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya sahaja, agama hanya bentuk sahaja, Al-Qur'an hanya dijadikan bacaan sahaja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut Asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga. Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat."
Sabda Rasulullah S.A.W, "Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya, menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, oarng dimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat." .